–catatan kaki SAI–
“Kami memang masih amatir. Jangan bully video-video kami. Cukup dengan like, subscribe, share, and comment sudah merupakan sodaqoh yang indah bagi kami.”
Dulu -mungkin sekitar sepuluh tahunan yang lalu-, dunia media sosial, multimedia dan sejenisnya serasa masih menjadi milik kalangan tertentu. Anak baru gedhe, orang-orang pinter, penduduk perkotaan, dan kaum eksklusif lainnya. Sekarang, dunia internet semacam itu sudah menjadi milik semua orang. Setiap orang punya akun, setiap saat membuka sosmed. Anak-anak kecil, ibu rumah tangga, Presiden, pekerja formal, pekerja nonformal, semuanya lihai berselancar di dunia maya.
Baznas Boyolali mencoba masuk ke segmen itu. Bukan untuk gaya-gayaan. Bukan untuk flexing, apa yang mau diflexingkan. Ngikuti tren? Bisa jadi. Perubahan zaman dan gaya hidup tidak bisa dinafikkan, menuntut Baznas Boyolali untuk mengikuti arus itu. Tren publikasi yang coba kami kemas untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat luas tentang pengelolaan dana zakat infaq dan sedekah di Baznas Boyolali. Transparansi sudah menjadi budaya di Baznas Boyolali. Transparansi itu harus kami wujudkan dengan cara kekinian. Sudah tidak jamannya menyampaikan laporan dalam bentuk surat resmi, diedarkan, untuk kemudian sekedar diarsipkan di laci kantor.
Kami sedang mencoba berbenah, dengan menguatkan fungsi sub bidang publikasi. Kami sudah punya akun beberapa media sosial. Sudah lumayan lama. Namun tentu saja, koleksi konten kami masih amat sangat minim. Ada @lensaduakomalima di akun Instagram, @lensaduakomalima akun youtube, baznasboyolali akun facebook dan @lensa2.5persen akun tiktok.
Website yang beralamat di www.baznasboyolali.or.id juga semakin kami perkaya dengan materi-materi walaupun masih sederhana. Masih seputar liputan aktivitas, ada juga selipan kolom opini, dan beberapa foto dokumentasi. Pun dengan teknik reportase yang ala kadarnya.
Kami juga memiliki media publikasi laporan keuangan yang cukup bisa kami banggakan. Namanya catatan harian masboy (Management and Accounting System Baznas Boyolali) yang bisa diakses di www.masboy.baznasboyolali.or.id. Disitu ada menu lacak proposal permohonan, cetak mandiri bukti penyetoran, executive summary keuangan realtime, dan kirim notifikasi whatsapp. Tidak ketinggalan hasil laporan audit eksternal dari kantor akuntan publik.
Akhir tahun lalu, kami membeli alat-alat podcast sederhana. Murah meriah. Kami juga mencoba mendesain ruang sempit di salah satu sudut kantor Baznas Boyolali yang kami rencanakan untuk dijadikan ruang podcast. Setiap hari belajar membuat konsep podcast, belajar editing, dan sejenisnya. Sampai saat ini, podcast itu masih menjadi mimpi bagi kami. Ada rasa malu, tidak percaya diri, cepat bosan karena tidak ada yang sekedar memberi tanda jempol pada konten-konten di akun media sosial yang kami miliki, menjadikan kami masih terasa berat untuk memulainya. Tapi kami harus berani bermimpi. Tugas kami hanya bermimpi, selebihnya sudah menjadi prerogatif Allah Yang Maha Kuasa.
Bantu kami, dukung kami, beri saran dan masukan kepada kami. Tinggalkan jejak digital dukungan Anda di akun-akun media sosial kami.
Kami memang masih amatir. Jangan bully video-video kami. Cukup dengan like, subscribe, share, and comment sudah merupakan sodaqoh yang indah bagi kami.