Katanya WTP Lagi…..

Catatan kaki SAI

“Tahun depan, laporan keuangan kita harus diaudit oleh akuntan publik. Saya tidak butuh hasilnya langsung memuaskan. Apapun hasilnya saya terima sebagai bentuk evaluasi, tapi harus diaudit KAP” tegas pimpinan BAZNAS Kabupaten Boyolali di awal kepemimpinannya empat tahun lalu. Saya menyebutnya audit challenge. Kami hanya punya tim kecil yang tidak ada latar belakang ilmu keuangan. Saya sendiri, yang punya bekal ijazah di bidang itu, hanya sekedar tahu bahwa laporan keuangan itu debit sama dengan kredit. Aktiva sama dengan pasiva. Itu tok!!! Dulu waktu kuliah, asal angka itu sudah sama, saya bisa melenggang keluar ruang ujian, entah benar atau enggak.

Yang saya tahu, kami tim kecil BAZNAS Kabupaten Boyolali di waktu itu adalah kumpulan ABG yang hanya sekedar ingin melaksanakan perintah dengan baik. Sistem pengendalian intern didesain, SOP dibuat, tata kelola di disusun, sistem keuangan di tata. Semampu kami, sebisa kami.

Empat tahun berselang, tiga opini sudah keluar dari auditor eksternal atas laporan keuangan BAZNAS Kabupaten Boyolali, untuk tahun 2018, 2019 dan 2020. Hasilnya tiap tahun sama, wajar tanpa pengecualian.

Tahun ini, eh…tahun 2021 lalu, laporan keuangan kami selesaikan di tanggal 1 januari 2022. Laporan itu diserahkan ke kantor akuntan publik di hari kerja kedua, tanggal 4 januari 2022. Akhir bulan januari 2022 ini, laporan hasil audit sudah keluar. Kabarnya…. hasil laporan audit tetap tidak ada peningkatan dari tahun tahun sebelumnya, wajar tanpa pengecualian, sering disingkat WTP. Dan itu katanya keren, entah kerennya dimana. Saya masih belum tahu juga artinya WTP. Yang saya tahu WTP itu artinya bahwa laporan keuangannya debit sudah sama dengan kredit. Yang saya tahu, untuk membuat angka itu sama, saya punya tim kecil yang  hanya sekedar ingin melaksanakan perintah dengan baik, yang sekarang sudah bukan ABG lagi. Kami sudah semakin dewasa.

Ternyata, untuk bisa diaudit, hanya sekedar butuh menyamakan debit dan kredit tadi. Sederhana. Jadi, saya heran kenapa masih banyak BAZNAS lain yang takut laporan keuangannya di audit oleh akuntan publik.

Untuk sekedar mengikuti euforia, saya tetap harus mengucapkan selamat kepada pimpinan BAZNAS Kabupaten Boyolali atas capaian itu, yang selalu bisa memacu tim kecil untuk menerima audit challenge empat tahun lalu. Kado manis di tahun terakhir masa kepempimpinan ini.

Mabruk alfa mabruk……..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *